“Memiliki usaha mandiri adalah impian yang dimiliki oleh banyak orang. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja membuat pelaku usaha lebih mudah dalam memiliki badan usaha untuk bisnis mereka. Pelajari cara mudah untuk mempersiapkan diri Anda dalam pendirian badan hukum dan jadilah pelaku usaha yang sukses”

Memiliki usaha mandiri adalah impian yang dimiliki oleh banyak orang. Mulai dari merencanakan, mengeksekusi, hingga mengelola usaha dapat menjadi tantangan yang harus dihadapi dalam mencari keuntungan. Dengan adanya Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja, pelaku usaha khususnya skala mikro dan kecil lebih mudah dalam memiliki badan usaha untuk bisnis mereka.

Kita dapat membagi badan usaha menjadi dua bagian, yaitu badan usaha yang berbadan hukum dan yang tidak berbadan hukum. Contoh badan usaha yang berbadan hukum adalah Perseroan Terbatas, Perseroan Perorangan, CV, atau Yayasan. Sedangkan badan usaha yang tidak berbadan hukum seperti firma dan persekutuan perdata hanya berdasarkan kesepakatan antara pendirinya saja.

Bagi yang ingin memiliki badan usaha berbadan hukum, ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan terlebih dahulu. Hal-hal ini akan menjadi modal utama dalam proses pendirian badan hukum untuk usaha Anda.

Hal-hal yang perlu dipersiapkan antara lain:

Data Lengkap Mengenai Usaha

Data lengkap mengenai usaha, seperti alamat lengkap tempat usaha, jumlah modal usaha, nilai aset usaha, dan jumlah pendiri usaha. Informasi ini penting karena dapat berpengaruh pada bentuk badan hukum yang akan dipilih. Sebagai contoh, jika modal usaha Anda 10 miliar rupiah, maka badan hukum Perseroan Perorangan tidak dapat dipilih karena maksimal modal yang diperbolehkan hanya 5 miliar rupiah. Atau jika Anda hanya seorang diri dalam menjalankan usaha, maka pilihan badan hukum Perseroan Terbatas dan CV tidak dapat diambil karena perlu minimal 2 orang untuk pendiriannya.

Klasifikasi Bidang Usaha

Untuk memiliki sebuah usaha, tentunya Anda harus menjual barang atau jasa. Oleh karena itu, penting untuk memahami dengan baik tentang barang atau jasa yang dijual. Hal ini akan berpengaruh pada kode Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) usaha Anda. Contohnya, jika Anda menjual jasa percetakan, Anda harus menggunakan KBLI 18111 untuk percetakan umum. Namun jika Anda menjual percetakan benda tiga dimensi, maka KBLI yang digunakan adalah KBLI 181113. Beberapa pelaku usaha mungkin mengalami kebingungan dalam menentukan kode KBLI karena jumlahnya yang sangat banyak dan terkadang terasa mirip. Jika Anda memerlukan bantuan untuk menentukannya dengan tepat, Anda dapat berkonsultasi langsung dengan Chayra Bisnis.

Identitas Usaha dan Pelaku Usaha

Seperti manusia, identitas juga penting untuk sebuah badan hukum. Identitas paling dasar yang dapat membedakan antara satu usaha dengan usaha lain adalah nama badan hukum. Hal ini penting untuk diperhatikan oleh Anda yang memilih badan hukum Perseroan Terbatas dan Perseroan Perorangan. Namun, antara satu nama perseroan dengan perseroan lain harus berbeda atau tidak boleh mirip. Selain itu, seorang pelaku usaha juga harus memiliki kartu identitas yang masih berlaku dan aktif seperti KTP dan NPWP. Jika kartu identitas tidak berlaku/tidak aktif, maka bisa terjadi permasalahan ketidaksesuaian data di kemudian hari.

Itulah beberapa hal yang perlu dipersiapkan sebelum mendirikan usaha yang berbadan hukum. Sangat penting untuk mempersiapkannya dengan baik agar proses pendirian usaha Anda dapat berjalan dengan lancar.